BERTEMU CERMIN


TENGG...
Jarum jam berdentang ke arah barat, tepat pukul 9 pagi. Sekolah ku ramai sekali tak seperti biasanya, setiap kelas terisi penuh pengap

Hari ini aku berias diri cantik, seragam sekolah aku gosok berkali-berkali, berdebar takut duduk disamping mama. Hari ini adalah pembagian raport semester 2, hari pembuktian ku juga ke mama

Bahwa anaknya spesial terlahir di dunia, bahwa anaknya membanggakan semasa sekolah

Sampai wali kelas ku datang ke dalam kelas, membawa tumpukan rapot anak didiknya, hati ku semakin ketar-ketir, takut-takut keluar dari target

Dan...
Setelah salam pembuka dari wali kelas ku, nama ku seketika berdengung di kelas bahwa aku pemegang juara 1 dikelas, bukan syukur yang ku ucapkan hanya melongo tanpa bersuara

Ntah kenapa hari ini matahari begitu cerah, secerah senyumku melihat raport yang ku genggam sambil menuju rumah untuk pulang
Semua berkumpul di rumah, abang dan adik ku juga, aku mengucapkan salam dan bergabung duduk bersama papa di meja makan
SATU JAM

DUA JAM

TIGA JAM

Tak ada mama atau papa memeluk ku bangga atau memberikan wejangan hangat atas pencapaian ku selama setahun. Begitu juga abang dan adik ku tak ada yang tertular aura bahagia ku

Sampai esok hari ku maklumkan untuk menunggu mereka yang akan membanggakan anak nya
Lucu sekali..... memang tak ada yang datang padaku bahkan hingga lusa dan minggu depan
Semua aktivitas berjalan normal, dan aku masih tidak bisa berjalan normal
Apa aku boleh bertiak sekarang? Meraung-raung minta di banggakan seperti haus pujian? HAH apa tak ada yang paham situasi dirumah saat ini?

GILA!

ternyata hal itu terus berlanjut sehingga menjadi kebiasaan dalam keluarga
Hingga aku duduk dikelas akhir
Dan aku juga sudah tak memusingkan hal itu karena kebiasaan yang mengubah ku

Semua manusia memang makhluk sosial tak ada yang bisa sendiri, aku butuh papa dan mama, aku juga butuh teman-teman, aku juga butuh para penjahit, pedagang, petani, dll

Aku memang butuh mereka tapi apa mereka butuh hasil dari apa yang kulakukan?

Hingga aku bertemu diri ku sendiri di suatu kejadian dan berkenalan lalu ketergantungan sampai sekarang
Diri ku yaaa aku, aku yang membuat tetap menjadi juara kelas, aku yang membuat tetap berkarya sesuka ku, aku yang membuat tetap ambis dalam melakukan hal
Karena aku dan aku!

Ada bayangan ku yang memeluk ketika aku gagal, ada semangat ku yang membakar ketika aku berhasil, ada jiwa ku yang menenangkan ketika aku sedih

Jadi apa peduli mereka yang tak bangga denganku dan yang tak butuh hasil pencapaian ku
Karena ada diriku yang harus ku puaskan ada bayang ku yang harus ku bahagiakan

Pilihan hidup ku dimulai ketergantungan dengan diri ku satu ini, semua pilihan hidup aku ambil dalam musyawarah dengan diri ku
KENAPA?
Karena saat hidup ku gagal dan gagal lagi nanti ada diri ku yang pertama kali aku singgahi dan tak ada penyesalan dalam hidup ku apalagi menyalahkan orang lain
KENAPA?
Karena pilihan itu aku ambil dalam musyawarah dengan diriku

PERCAYA PADA DIRI SENDIRI ADALAH KUNCINYA!

Comments